Jumat, 26 September 2008

READ AND THINK: KASIH SAYANG IBU

READ AND THINK: KASIH SAYANG IBU

Muhammad Daud, S. Hut.
Fakultas Kehutanan
Universitas Hasanuddin

“Jika ibu masih ada, sayangi dia. Jika telah meninggal, ingatlah kasih dan sayangnya.
Sayangilah ibu karena kita semua hanya mempunyai
seorang ibu kandung”

 Ketika berusia setahun, ibu suapkan makanan dan mandikan kita. Cara kita ucapkan terima kasih kepadanya hanyalah dengan menangis sepanjang malam
 Apabila berusia 2 tahun, ibu mengajar kita bermain, kita ucapkan
terima kasih dengan lari sambil ketawa terkekeh-kekeh apabila dipanggil.
 Menjelang usia kita 3 tahun, ibu menyediakan makanan dengan penuh rasa kasih sayang, kita ucapkan terima kasih dengan menumpahkan makanan ke lantai.
 Ketika berusia 4 tahun, ibu membelikan sekotak pensil warna, kita
ucapkan terima kasih dengan menconteng dinding.
 Berusia 5 tahun, ibu membelikan sepasang pakaian baru, kita ucapkan terima kasih dengan bergolek-golek dalam di halaman.
 Setelah berusia 6 tahun, ibu menuntun tangan kita ke sekolah, kita
ucapkan terima kasih dengan menjerit : "tidak mau! "tidak mau!
 Apabila berusia 7 tahun, ibu belikan sebuah bola. Cara mengucapkan
terima kasih ialah kita pecahkan cermin rumah.
 Menjelang usia 8 tahun, ibu belikan es krim, kita ucapkan terima
kasih dengan mengotorkan pakaian ibu.
 Ketika berusia 9 tahun, ibu mengantar ke sekolah, kita ucapkan
terima kasih kepadanya dengan merusak kelas.
 Berusia 10 tahun ibu menghabiskan masa sehari suntuk menemani kita ke mana saja, kita ucapkan terima kasih dengan tidak bertegur sapa dengannya.
 Berusia 11 tahun, ibu menyuruh kita pergi ke mesjid, kita ucapkan terima kasih dengan pergi menonton televisi.
 Apabila berusia 12 tahun, ibu menyuruh mengerjakan tugas sekolah, kita
ucapkan terima kasih dengan pergi main bola.
 Menjelang usia 13 tahun, ibu suruh pakai pakaian yang menutup
aurat, kita ucapkan terima kasih kepadanya dengan memberitahu bahawa pakaian itu tidak sesuai zaman sekarang.
 Ketika berusia 14 tahun, ibu terpaksa mengikat perut untuk membayar uang sekolah dan asrama, kita ucapkan terima kasih kepadanya dengan tidak menulis sepucuk surat pun.
 Berusia 15 tahun, ibu pulang dari kerja dan rindukan pelukan
dan ciuman, kita ucapkan terima kasih dengan mengunci pintu kamar.
 Menjelang usia 18 tahun, ibu menangis gembira apabila mendapat tahu kita diterima masuk ke universitas, kita ucapkan terima kasih kepadanya dengan bersuka ria bersama kawan-kawan.
 Ketika berusia 19 tahun, ibu bersusah payah membayar iuran
pengajian, mengantar ke kampus dan mengheret tasbesar ke asrama, kita hanya ucapkan selamat jalan pada ibu di luar asrama karena malu dengan kawan-kawan.
 Berusia 20 tahun, ibu bertanya sama ada kita ada teman istemewa,
kita ucapkan, "?itu bukan urusan ibu."
 Setelah berusia 21 tahun, ibu coba memberikan pandangan mengenai pekerjaan, kita ucapkan, "saya tak mau jadi seperti ibu."
 Apabila berusia 22-23 tahun, ibu membelikan perabot untuk rumah
kita. Di belakang ibu kita katakan pada kawan-kawan?. "perabot pilihan ibku tak cantik, akuuu tak berkenan!
 Menjelang usia 24 tahun, ibu bertemu dengan bakal menantunya dan bertanyakan mengenai rencana masa depan, kita merenguek, "ibuuu, tooooolonglahhh?."
 Ketika berusia 25 tahun, ibu bersusah payah menanggung perbelanjaan pernikahan kita. Ibu menangis dan memberitahu betapa dia sangat sayangkan kita tapi kita ucapkan terima kasih kepadanya dengan berpindah jauh.
 Pada usia 30 tahun, ibu menelefon memberi nasihat dan petua
mengenai penjagaan bayi, kita dengan megah berkata, "?itu dulu, sekarang zaman modern."
 Ketika berusia 40 tahun, ibu menelefon mengingatkan mengenai
pesta di kampung, kita berkata, "kami sibuk, tak ada waktu datang."
 Apabila berusia 50 tahun, ibu jatuh sakit dan meminta kita
menjaganya, kita bercerita mengenai kesibukan dan kisah-kisah ibu bapa yang menjadi beban kepada anak-anak.
 Dan kemudian suatu hari, kita mendapat berita ibu meninggal! Kabar itu bagaikan petir! Dalam lelehan air mata, barulah segala perbuatan kita terhadap ibu menerpa satu persatu.

Tidak ada komentar: