Senin, 17 Oktober 2011

SIFAT FISIS DAN MEKANIS KAYU PINGSAN (Teysmanniodendron sp.) UNTUK TIANG RUMAH TRADISIONAL SUKU BAJO


SIFAT FISIS DAN MEKANIS KAYU PINGSAN (Teysmanniodendron sp.) UNTUK TIANG RUMAH TRADISIONAL SUKU BAJO

Muhammad Daud1, Muhammad Junus2, Ruslan2,Sukma Surya Kusuma3
1                   Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin
2                   Balai Pengembangan Teknologi Perumahan Tradisional Makassar
3                   UPT Balai Litbang Biomaterial - LIPI

Rumah suku Bajo di Sulawesi Tengah khususnya di desa Kabalutan yang berbentuk rumah panggung sebagian besar menggunakan pondasi kayu. Kayu tiang pancang yang digunakan pada rumah suku Bajo adalah kayu pingsan (Teysmanniodendron sp.). Berdasarkan observasi lapangan kayu pingsan memiliki karakteristik keras dan kuat serta dapat berdiri tegak untuk pemancangan dan mudah diperoleh di pulau sekitar pulau Tojo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat fisis dan mekanis kayu pingsan dalam mendukung pengembangan rumah tradisional suku Bajo. Pengambilan sampel dilakukan di Desa Kabalutan Kecamatan Walea Kepulauan, Kabupaten Tojo Una-una, Propinsi Sulawesi Tengah. Sampel kayu pingsan dipotong menjadi ukuran 2 cm (l) x 2 cm (r) x 2 cm (t) untuk mengetahui sifat fisisnya yang meliputi berat jenis, kerapatan, pengembangan dan penyusutan pada ketiga bidang anistropiknya (longitudinal, radial dan tangensial). Untuk pengujian sifat mekanis sampel dibuat dengan ukuran 25 cm (l) x 2 cm (r) x 2 cm (t). pengujian sifat mekanis dilakukan berdasarkan standar ASTM D 143 yang meliputi keteguhan patah (Modulus of Rupture (MOR) dan keteguhan lentur (Modulus of Elastisitas (MOE). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kayu pingsan memiliki kerapatan kering udara dan kering tanur berturut-turut 1,10, dan 1,07 g/cm3, berat kering udara dan kering tanur berturut-turut 0,96 dan 1,07; penyusutan dari dari kering udara ke kering tanur ke kering tanur pada arah longitudinal, radial dan tangensial berturut-turut 0,16; 3,46 dan 5,02 %; pengembangan dari dari kering tanur ke kadar air basah pada arah longitudinal, radial dan tangensial berturut-turut 0,27; 5,14 dan 8,03%. Keteguhan patah (Modulus of Rupture (MOR) yang diperoleh sekitar 1157,85  kgf/cm2 sedangkan keteguhan lentur (Modulus of Rupture (MOE) yang diperoleh sekitar 114390 kgf/cm2.

Kata Kunci:sifat fisis, sifat mekanis, kayu pingsan, Teysmanniodendron sp., Desa Kabalutan