Jumat, 07 Februari 2014

MASUK DUNIA BARU: MASA SMP DAN SMU




Masuk Dunia Baru: Masa  SMP dan SMU

Setelah lulus SD dengan predikat lulusan terbaik di SD 40 Lewaja pada tahun 1997, selanjutnya saya mendaftar di SMP Negeri 1 Enrekang (SMP Terbaik di Enrekang saat itu) dan kebetulan lulus dan ditempatkan di kelas 1A yang merupakan kumpulan anak-anak pintar. Di sini, saya seolah masuk ke dunia baru, teman-temanku anak-anak kaya dan anak-anak pejabat sehingga saya merasa minder. Jarak rumah saya dengan sekolahku waktu itu adalah 5 km, saya harus menempuh 10 km per hari jalan kaki ke sekolah. Waktu baru masuk ke kelas saya jadi anak pendiam karena saya merasa  ke dalam dunia kota padahal saya cuma anak kampung yang terbiasa dengan permainan-permainan alam bukan permainan-permainan modern. Tapi saya ingat sekali, ada satu waktu ketika ada pertanyaan guru kepada murid-murid di kelasku dan tidak ada yang tahu jawab, saya sebenarnya tahu jawabannya cuma malu-malu menjawab, akhirnya saya beranikan diri acungkan tangan dan menjawab, dan ternyata benar, lucunya gurunya sangat terkesan jawabanku, akhirnya di situlah saya mulai dilirik teman-temanku untuk tempat belajar He..he..he…Baru kusadari bahwa ternyata teman-temanku di SLTP itu ada lawan-lawanku dulu waktu pertandingan cerdas cermat waktu SD. Sejak saat aku menjawab pertanyaan guru itu, akhirnya saya mulai tidak minder, akhirnya saya membuat permainan-permainan baru, dari bermain bola di meja dengan menggunakan kapur yang dibuat menjadi bulat sampai membuat kreasi-kreasi dari tanah liat. Karena beberapa kesan itulah, akhirnya di SMP, meskipun anak kampung tapi namaku juga banyak yang kenal oleh teman-teman. Saya ingat sekali, perna waktu kelas 2 SMP, saya sakit, coba bayangkan teman-temanku yang rata-rata anak pejabat itu rela datang menjeguk saya yang sedang sakit meskipun jalan kaki yang jauhnya 10 km pulang pergi.
Tahun 2000, saya lulus SMP 1 Enrekang sebagai finalis lulusan terbaik, kebetulan yang kalahkan saya adalah teman sebangkuku sendiri. Akhirnya saya mendaftar di SMU 1 (SMU terbaik di Enrekang), waktu itu teman sebangkuku mendaftar di Makassar. SMU 1 Enrekang tidak jauh letaknya dari SMP 1 Enrekang. Di SMU saya merasa lebih rileks meskipun masih harus menempuh 10 km pulang pergi sekolah setiap hari tapi setidak-tidaknya banyak teman saya berasal dari kampung. Di SMU saya selalu rangking 1 kecuali satu kali rangking 2 dan 3. Waktu di SMU, kalau kita rangking selalu dapat  hadiah dari sekolah seperti buku, kamus dan lain-lain.
Ada kejadian lucu, waktu itu saya sudah kelas 3, kebetulan ada tambahan les, karena rumah saya jauh maka saya tidak pulang. Terus ada beberapa teman juga dari kampung lain yang tidak pulang. Jadilah kita berlima, dan sepakat main domino, satu orang pergi panjat kelapa di samping kelas (Ini milik sekolah dan kami ini siswa sekolah jadi kami mengambil milik kami sendiri). Tapi, hari itu apes betul, kami kedapatan main domino dan ambil kelapa dan guru punya pemikiran tersendiri tentang kepemilikan kelapa itu. Akhirnya kami dihukum.
Tahun 2013, akhirnya saya lulus SMU. Waktu itu hari yang menegangkan karena sebelum pengumuman, terlebih dahulu diumumkan 5 besar, saya waktu itu sebenarnya tidak diunggulkan, ada beberapa teman saya yang diunggulkan, setelah diumumkan dari nomor 5, 4, 3 dan pada saat diumumkan peringkat 2 justru yang diprediksi jadi rangking 1 yang disebut namanya. Semua orang bingung siapa yang rangkin 1? Akhirnya diumumkanlah peringkat 1 dan kebetulan waktu itu namaku yang disebut. Akhirnya, teman-teman saya memfilox baju saya sambil menuliskan beberapa tanda tangan dan pesan di bajuku, sampai saat ini baju itu masih kusimpan di lemari pakaianku, disimpan sebagai kenangan.
 Waktu lulus SMU, sebenarnya berpeluang  bebas tes masuk ke jurusan favorit di UNHAS melalu jalur penelusuran bakat dan prestasi (JPBP) Universitas Hasanuddin tetapi saya memilih pemikiran tersendiri dan masuk ke kehutanan. Banyak yang ketawai waktu memilih kehutanan tapi saya senang dengan namanya hutan dan keindahan alam tapi yakin bahwa suatu saat nanti kehutanan akan menjadi isu dunia dengan adanya kasus global warming, perubahan iklim, permasalahan lingkungan, dan keanekaragaman hayati dan itu akhirnya terbukti beberapa tahun kemudian ketika saya menggeluti pekerjaanku sebagai akademisi dan konsultan. Waktu itu, orang tua dan kakakku yang mendukung masuk ke kehutanan

Tidak ada komentar: