DETERIORASI
KAYU PADA BANGUNAN RUMAH TRADISIONAL SUKU BAJO
Musrizal
Muin1, Muhammad Daud1, Muhammad Yunus2, Ruslan2
1
Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin
2 Balai Pengembangan Teknologi Perumahan Tradisional
Makassar
ABSTRACT
Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik rumah, faktor pendukung dan penyebab deteriorasi serta lokasi dan bentuk kerusakan bangunan rumah
tradisional suku Bajo. Penelitian dilakukan di pemukiman tradional suku
bajo di Desa Kabalutan Kecamatan Walea
Kepulauan, Kabupaten Tojo Una-una, Propinsi Sulawesi Tengah. Pengambilan
data dilakukan dengan metode purpossive sampling. Data yang dikumpulkan
meliputi karakteristik rumah, faktor pendukung deteriorasi, lokasi kerusakan dan faktor penyebab serta bentuk
kerusakan bangunan rumah tradisional suku Bajo. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa perumahan tradisional suku
Bajo berupa rumah panggung yang dibangun di atas laut, bentuk bangunan rumah
berupa bujur sangkar atau persegi panjang dengan atap bentuk limasan atau
pelana, umumnya masih menggunakan atap rumbia dan sekitar 10% sisanya
mengunakan atap seng. Dinding dan lantai menggunakan papan, beberapa rumah juga
mengunakan dinding dari daun silar dan pelepah sagu. Tiang rumah menggunakan kayu lokal seperti kayu
pingsan, besi, kerikis, togoulu, kalakka dan manjarite berbentuk
kayu bulat yang masih mempunyai kulit dengan ukuran diameter 15-25 cm. Bentuk deteriorasi yang ditemukan umumnya berupa perubahan warna oleh
faktor pencuacaan (weathering), retak karena faktor mekanis, erosi karena
faktor kimia serta pelapukan dan pengikisan akibat faktor biologis seperti
jamur, marine borer, rayap dan kumbang. Kerusakan bangunan
terjadi pada hampir semua komponen bangunan. Bagian-bagian
bangunan yang paling rentan mengalami kerusakan adalah atap, tiang, lantai
serta dinding. Kerusakan pada atap umumnya disebabkan oleh faktor pencuacaan, sedangkan
kerusakan pada dinding disebabkan oleh jamur pelapuk, jamur pewarna, rayap
tanah, dan kumbang serta faktor pencuacaan sedangkan pada tiang disebabkan oleh
marine borer. Kontak langsung bahan bangunan
dengan air laut, kebocoran pada atap dan dan pemasangan dinding yang kontak
langsung dengan tanah, intensitas penyinaran serta kelembaban yang
sangat tinggi dan cuaca yang berubah-ubah merupakan
faktor nyata yang mendukung terjadinya deteriorasi kayu pada bangunan
rumah tradisional suku Bajo yang telah dibangun selama kurang lebih 15 tahun.
.
Kata Kunci: Deteriorasi kayu,
Rumah Tradisional, Suku Bajo, Faktor Perusak Kayu